Saturday, February 19, 2011

Budaya Menghormati

Tentu banyak orang yang masih ingat ketika mendapat pelajaran kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD), setiap orang diajarkan untuk selalu menghormati satu sama lain. Demi menjaga tercapainya “Persatuan Indonesia” yang merupakan sila ketiga Pancasila, sikap saling menghormati telah diperkenalkan kepada setiap generasi muda bangsa ini sejak dini. Pengenalan tersebut dilakukan dengan cara memberikan contoh-contoh cerita ringan yang dapat memberikan gambaran pada siswa mengenai bagaimana sebenarnya wujud sikap saling menghormati tersebut. Bukan hanya melalui contoh cerita, sikap ini juga seringkali dikeluarkan dalam soal PKn, sehingga mau tidak mau para siswa harus mempelajari dan mengetahui wujud sikap saling menghormati. Sikap ini dimasukkan dalam kurikulum PKn agar para siswa dapat benar-benar mengenal dan mengetahui sikap tersebut, lebih lanjut agar sikap tersebut dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari hingga menjadi sebuah budaya. Mengingat Indonesia adalah negeri multikultural, nampaknya sangat tidak mungkin bila perjalanan negeri ini tidak disertai dengan sikap saling menghormati. Perpecahan adalah kenyataan terakhir yang harus dihadapi bila minim penerapan sikap tersebut dalam suatu masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, masihkah para generasi muda yang tadinya mempelajari PKn di tingkat SD ingat pada sikap saling menghormati? Masihkah para generasi tersebut mengaplikasikan sikap ini dalam kehidupan sehari-hari?
Menghormati berarti mempersilahkan orang lain untuk hidup di jalan yang mereka pilih karena adanya rasa senang atau atas dasar pertimbangan lain. Bila seseorang mengaku bahwa mereka menghormati orang lain, berarti tidak seharusnya ia memaksa orang lain untuk mengikuti pilihan dalam hidupnya, dan tidak seharusnya ia berpikir bahwa pilihan orang lain yang tidak sesuai dengannya adalah salah. Seseorang dianggap telah menerapkan sikap hormat bila ia telah mempersilahkan orang lain untuk memilih hal yang menjadi pilihannya dan tidak mencoba menyalahkan pilihan orang lain.
Penerapan budaya hormat memang tidak mudah. Besarnya ego manusia untuk menganggap bahwa hanya pilihannya saja yang benar dan ketidakmampuan seseorang untuk menganggap adanya kaum minoritas menjadi penghambat penerapan sikap yang seharusnya sudah menjadi budaya ini. Terkadang keberadaan seseorang dalam kelompok mayoritas perlu diwaspadai karena bisa jadi hal tersebut malah membuatnya tidak menghormati pilihan kaum minoritas, yang mana pilihan tersebut tidak sama dengan kaum mayoritas. Praktek memang tak semudah teori yang didapat di bangku sekolah.
Contoh Nyata
Menghormati sesama tentu dimulai dari hal yang terkecil. Bila seseorang bahkan tidak dapat menghormati hal-hal kecil, akan susah baginya untuk menghormati hal besar. Contoh sederhananya dapat diambil dari pilihan musik dan film. Beberapa orang tidak menghormati para penikmat musik dan film dalam negeri karena mereka anggap kualitas hiburan tersebut sangat jauh dengan yang mereka senangi. Seringkali para penikmat musik dan film dalam negeri ini disepelekan karena adanya perbedaan selera. Orang-orang yang menyepelekan selera tersebut merasa bahwa seleranya lebih berkualitas dan berkelas lebih tinggi. Padahal, selera adalah kesenangan dan pilihan masing-masing individu yang tidak dapat dipaksakan. Begitu pula pada masalah yang cukup rumit, yaitu agama dan suku, tidak semua orang dapat menerapkan mawariskan budaya menghormati. Sering terdengar di surat kabar maupun media elektronik mengenai pertengkaran antar umat beragama dengan latar belakang perbedaan agama dan suku. Kisruh di Temanggung dan Banten adalah gambaran nyata tentang minimnya penerapan budaya ini. Memang suatu berita yang ironis bila mengingat bahwa sejak tahun pertama di bangku SD siswa diajarkan untuk menghormati sesama.
Menghormati sesama memang sikap yang harus dibiasakan sejak dini, karena ketika seseorang beranjak dewasa ia akan menemui berbagai hal yang berbeda dengan dirinya. Budaya menghormati bukanlah budaya yang sulit diturunkan ke anak cucu bila kita semua memiliki tujuan hidup dapat membina hubungan baik dengan setiap manusia. Budaya ini memang wajib ada di setiap Negara dan sentero dunia ini sebagai modal awal tercapainya berbagai cita-cita bersama. Bukan suatu sikap yang harus digembor-gemborkan oleh pemerintah, karena memang budaya menghormati dimulai dari diri sendiri dengan niat tulus bahwa seseorang akan menjalin kebersamaan dan kerukunan. Bila setiap orang telah menerapkan budaya ini, maka ancaman akan adanya perpecahan kerukunan dapat diminimalisir. Ditambah juga, tidak ada rasa sia-sia karena telah menerapkan pelajaran yang telah diajarkan sejak duduk di bangku SD.

1 comment:

  1. artikelnya sangat bagus sekali, tp bisa minta daftar rujukannya 'g ???

    ReplyDelete